Mengapa Minyak Terus Memicu Krisis di Timur Tengah?

4 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Peta Wilayah Timur Tengah. Sumber Pexels/Lara Jameson

Setiap kali konflik meletus di Timur Tengah, satu hal paling pasti yang melatarbelakanginya adalah minyak. Baik itu konflik langsung antar negara atau perang proxy dan intervensi asing, minyak di wilayah yang penuh gejolak ini bukan hanya sumber pendapatan tetapi juga penyebab ketidakstabilan. Oleh karena itu, dalam memahami krisis di wilayah ini, minyak sering menjadi fokus perhatian.

Masalahnya bukan hanya karena Timur Tengah memiliki cadangan minyak yang sangat besar. Tetapi sebenarnya terkait dengan bagaimana minyak memengaruhi politik di dalam suatu negara, menarik keterlibatan strategis dari kekuatan asing, dan memicu persaingan antar negara di wilayah ini. Dalam situasi ini, minyak tidak lagi menjadi faktor non-politik, tapi menjadi alat politik, senjata ekonomi, dan pemicu konflik.

Negara Kaya Minyak dan Ketidakstabilan Politik

Sebagian besar negara di Timur Tengah bergantung pada pendapatan dari minyak dan bukan pajak dari warga negaranya. Model ini disebut sebagai rentier state. Dimana, menurut data dari Bank Dunia, dibeberapa negara Teluk minyak dan gas menyumbang hingga 80 persen dari pendapatan negara.

Akibat ketidakbergantungan pada pajak ini, pemerintah negara-negara di kawasan ini cenderung memiliki tekanan politik lebih kecil dari warga negaranya. Pemerintah memperoleh kredibilitas politik melalui subsidi energi, program bantuan sosial, dan lapangan kerja di sektor publik. Meskipun dalam jangka pendek model ini terlihat stabil, dalam jangka panjang hal ini dapat menghasilkan sistem politik yang tertutup dengan minimnya akuntabilitas.

Kerentanan situasi ini akan terlihat jelas ketika harga minyak rendah atau ketika ketidakadilan dalam distribusi kekayaan tampak tidak wajar. Masalah keuangan dengan cepat berkembang menjadi masalah politik. Kasus di Irak dan Libya membuktikan bahwa klaim bersaing atas ladang minyak dan fasilitas ekspor minyak telah meningkat menjadi konflik bersenjata antara pemimpin politik dan faksi bersenjata di negara-negara tersebut. Dalam situasi ini, minyak tidak hanya mengkonsolidasikan kekuasaan tetapi justru menjadi bahan bakar kekerasan.

Minyak dan Perang Saudara

Ilustrasi Negara Irak Saat Ini. Sumber Pexels/Samer Alhusseini

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa negara-negara yang sangat bergantung pada minyak memiliki peluang lebih besar untuk terkena dampak perang saudara. Michael Ross dalam bukunya "The oil curse: How petroleum wealth shapes the development of nations" menunjukkan bahwa lemahnya institusi politik dan tingkat risiko perang saudara yang tinggi, berkaitan erat dengan ketergantungan tinggi pada pendapatan minyak.

Yaman sebagai contoh. Sebelum konflik, lebih dari 70 persen ekspornya didorong oleh ekspor minyak. Seiring dengan semakin melemahnya pemerintahan negara, akses ke sumber daya minyak menjadi objek rebutan bagi kelompok-kelompok bersenjata. Hal serupa juga terjadi di Suriah dan Irak, di mana ISIS menguasai ladang minyak pada tahun 2014-2017 demi membiayai aktivitas militernya.

Hal ini menunjukkan minyak menjadi insentif finansial bagi aktor kekerasan. Selama minyak dapat dieksploitasi dan dijual dengan menguntungkan, konflik 'dibahan bakari' untuk terus terjadi.

Mengapa Negara Luar Terus Ikut Campur?

Ilustrasi Dampak Perang Saudara di Timur Tengah. Sumber Pexels/Ahmad akacha

Minyak juga menjadi alasan mengapa Timur Tengah tidak pernah lepas dari campur tangan kekuatan besar. Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat memandang keamanan pasokan minyak Timur Tengah sebagai kepentingan strategis. Meskipun Amerika Serikat kini jauh lebih mandiri dalam hal energi, wilayah ini tetap vital bagi pasar global.

Menurut US Energy Information Administration (EIA), diperkirakan sekitar 20 persen perdagangan minyak global setiap hari melewati Selat Hormuz. Gangguan kecil di wilayah ini saja dapat langsung menyebabkan kenaikan harga minyak global. Intervensi militer dan aliansi keamanan seringkali dibenarkan atas nama 'stabilitas'.