Ada Anggapan bahwa pendidikan tinggi merupakan jalan pasti menuju kehidupan yang lebih baik kini mulai dipertanyakan. Di tengah meningkatnya jumlah lulusan perguruan tinggi setiap tahun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa gelar akademik tidak selalu berbanding lurus dengan kepastian kerja dan kesejahteraan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terdidik masih menjadi persoalan. Lulusan diploma dan sarjana tetap menyumbang angka pengangguran terbuka, bahkan di tengah kebutuhan industri yang terus berkembang. Kondisi ini memperlihatkan adanya ketidakseimbangan antara dunia pendidikan dan pasar kerja.
Pakar pendidikan menilai, sistem pendidikan tinggi di Indonesia masih terlalu menekankan aspek teoritis dibandingkan keterampilan praktis. Banyak lulusan dinilai belum sepenuhnya siap menghadapi kebutuhan dunia kerja yang menuntut adaptasi cepat, penguasaan teknologi, serta kemampuan berpikir kritis.
Di sisi lain, faktor ekonomi juga menjadi tekanan tersendiri. Biaya kuliah yang semakin mahal membuat banyak mahasiswa dan lulusan memikul beban ekspektasi besar. Gelar sarjana sering dipandang sebagai untuk mengubah nasib keluarga, sehingga ketika realitas kerja tak sesuai harapan, rasa kecewa dan frustrasi pun muncul.
Fenomena ini turut dirasakan oleh generasi muda. Sejumlah lulusan perguruan tinggi mengaku harus menerima pekerjaan di luar bidang studi, dengan upah yang tidak sebanding dengan lama pendidikan yang ditempuh. Ada pula yang memilih beralih ke jalur nonformal, seperti wirausaha, kerja lepas, hingga belajar keterampilan digital secara mandiri.
Pengamat ketenagakerjaan menekankan bahwa persoalan ini tidak bisa disederhanakan sebagai kegagalan individu. Menurut mereka, negara, institusi pendidikan, dan dunia industri memiliki peran besar dalam menciptakan ekosistem yang lebih selaras. Pendidikan tinggi tetap penting, namun perlu diiringi dengan pembaruan kurikulum, penguatan link and match dengan industri, serta perluasan lapangan kerja yang layak.
Di tengah perubahan zaman, kuliah bukan lagi satu-satunya jalan menuju kesuksesan, melainkan salah satu pilihan. Tantangan ke depan bukan sekadar mendorong anak muda untuk berkuliah, tetapi memastikan bahwa pendidikan benar-benar memberi bekal yang relevan untuk menghadapi masa depan yang semakin tidak pasti.

5 hours ago
2







































