Warga Sudan berbondong-bondong meninggalkan Kota El-Fasher dan mencari perlindungan di kamp pengungsian Um Yanqur, yang terletak di tepi barat daya Tawila, wilayah Darfur Barat pada Senin (3/11). Gelombang pengungsian ini menjadi pemandangan yang memilukan di tengah meningkatnya ketegangan dan pertempuran sengit di kawasan tersebut.
Kota al-Fashir, yang sebelumnya menjadi salah satu titik pertahanan penting di Darfur, kini dikuasai oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) setelah rangkaian bentrokan dengan militer Sudan. Perebutan wilayah ini memaksa puluhan ribuan warga segera menyelamatkan diri dari ancaman kekerasan dan situasi yang semakin tidak terkendali.
Di kamp Um Yanqur, para pengungsi berusaha bertahan hidup dengan segala keterbatasan. Mereka memanfaatkan kain, terpal, dan bahan seadanya untuk membangun tenda-tenda darurat sebagai tempat berlindung dari teriknya matahari siang dan dinginnya malam di padang Darfur. Anak-anak tampak bermain di antara tenda-tenda lusuh, sementara para ibu sibuk mencari air dan makanan yang semakin sulit diperoleh.
Pemerintah setempat bersama lembaga kemanusiaan internasional memperkirakan gelombang pengungsian yang lebih besar akan terus berdatangan dalam beberapa hari ke depan. Kondisi di lapangan disebut semakin genting, dengan kebutuhan mendesak akan logistik, obat-obatan, dan air bersih bagi ribuan orang yang kini kehilangan rumah dan tempat tinggal.

10 hours ago
2


,x_140,y_26/01k975d7wjpatcfrbvem3zmsrd.jpg)




,x_140,y_26/01k9752y361f4cngd9smdewvxe.jpg)































