REPUBLIKA.CO.ID, ACEH TAMIANG - Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Aceh Tamiang tidak sekadar membuat kehancuran, namun juga meninggalkan kenangan pilu kepada penyintas. Kenangan ini tertangkap dan tersimpan dalam memori. Bisa muncul kapan pun, menggerogoti pikiran, dan kerap berakhir pada rasa takut dan tangis.
Usnul Yakin, warga Desa Sekumur, Kecamatan Sekerak, menyadari anaknya yang berusia delapan tahun tidak dalam kondisi mental yang baik-baik saja. Usnul seringkali mendapati anaknya melamun dengan tatapan kosong, mengigau ketakutan ketika tidur, dan menangis saat melihat rumahnya yang hancur diterjang banjir.
"Belum lagi istri saya sering membentak kalau anak saya minta makan. Saya memaklumi karena kita punya makanan yang terbatas, dan istri saya juga stress karena bencana ini," kata Usnul.
Usnul sadar situasi yang sama sekali berubah setelah bencana ini tidak baik untuk kondisi anak-anak.
"Sehari setelah bencana saya sempat turun ke Kuala Simpang. Berjalan kaki berkilo-kilo meter hanya karena mencari jajanan untuk anak saya," ucapnya.
Para penyintas hanya mengandalkan bantuan untuk kebutuhan makan sehari-hari mereka. Dan semua bantuan itu tidak ada jajanan yang biasa digemari anak-anak, kata Usnul.
"Hiburlah anak-anak kami. Mereka butuh hiburan," kata Usnul.
Sejak Jumat (12/12/2025) hingga kini (Selasa, 16/12/2025), puluhan anak Desa Sekumur berkumpul di depan tenda Pos Dompet Dhuafa. Di sana, mereka bersama tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa bermain-main, bernyanyi, menggambar, dan melakukan banyak hal yang menerbitkan senyum ceria di wajah.
Di tengah puing-puing pemukiman yang porak poranda sebab banjir, anak-anak antusias mengikuti segala rangkaian Psychological First Aid (PFA) oleh tim DMC Dompet Dhuafa.
Usnul Yakin yang mengantar anaknya ikut sumringah. "Terima kasih. Anak-anak bisa bermain dan ceria lagi," ujarnya.
Kehadiran DMC Dompet Dhuafa disambut baik juga oleh Hanifah, bidan di Desa Sekumur yang juga terdampak banjir bandang. Hanifah mengeluhkan anaknya yang sering mengigau di malah hari dan ketakutan karena banjir.
"Syukur Alhamdulillah anak-anak terhibur karena bisa bermain bersama abang-abang dari Dompet Dhuafa. Anak-anak bisa bernyanyi, mewarnai Alhamdulillah kami senang dengan kehadiran abang-abang Dompet Dhuafa ini," ucap Hanifah.

4 hours ago
5






































