REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Belakang beredar viral potongan video yang memperlihatkan banjir melanda daerah-daerah wisata di Bali. Menurut BPBD Bali, lima dari sembilan kabupaten/kota se-Bali telah terdampak bibit Siklon 93S berupa peristiwa banjir sejak Kamis (11/12/2025).
“Yang pertama kejadian luapan atau banjir di Karangasem, besoknya (Ahad 13/12/2025) kita kejadian di Denpasar dan Badung, lalu kemarin (Senin 15/12/2025) Gianyar dan Jembrana dan ancaman ini masih berpotensi beberapa hari ke depan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya di Denpasar, Selasa (16/12/2025).
Menurut Gede Teja, meski saat ini Siklon 93S menjauh dari khatulistiwa, dampak berupa curah hujan tinggi dan angin masih ada. Kasus di Karangasem saja, kata dia, bencana banjir akibat luapan sungai memberi dampak ke 50 Kepala Keluarga (KK) dan dua bangunan sekolah.
“Kemudian di Denpasar terdapat 20 titik banjir dan di Badung 14 titik, jadi cukup banyak walaupun tidak sebanyak pada bulan September dan itu titiknya berbeda karena karakter hujannya berbeda,” ujar Gede Teja.
Di Gianyar, lanjutnya, banjir merendam lima titik jalan utama dengan tinggi melebihi satu meter dan membuat tembok rumah warga runtuh sehingga menutup akses jalan raya.
“Kalau di Gianyar juga kemarin ada yang luka satu orang, tapi tidak ada pengungsian semua ada di rumah, tapi banyak rumah terdampak, di sana banyak tempat yang memang wilayah peta banjir, cuma sekarang eskalasinya, kalau dulu biasa di bawah lutut sekarang naik, ada yang sepinggang,” ucapnya.
Kemudian di Jembrana bencana banjir terjadi di empat desa disertai pohon tumbang dan banjir di jalur utama Denpasar-Gilimanuk. Atas kejadian lima hari terakhir, BPBD Bali mendata ada satu korban meninggal dunia yang merupakan WNA perempuan dengan identitas yang masih ditelusuri, kemudian terdampak banjir sekitar 191 KK masyarakat dan 150 wisatawan.
“Yang WNA kronologisnya diduga membawa sepeda motor lalu terpeleset terseret arus, kemudian pagi itu dievakuasi, kemudian wisatawan lebih dari 150 juga tidak mengungsi cuma pindah penginapan, ada check out, ada juga memang waktu liburnya berakhir, tapi ada juga yang mempercepat liburnya,” kata Gede Teja.
BPBD Bali menjelaskan karakter Siklon 93S berbeda dengan Gelombang Rosby yang menyebabkan banjir besar pada September lalu, namun dampak siklon terhadap curah hujan dan angin patut diwaspadai. Tak ingin menyalahkan cuaca ekstrem, BPBD Bali juga mengakui bencana banjir turut disebabkan oleh daya dukung lingkungan yang kurang.
“Daya dukung lingkungan belum siap, belum sesuai dengan kemampuan mengalirkan air dengan baik, tata ruangnya, sistem drainasenya, memang perlu rekayasa sistem drainase untuk mengantisipasi curah hujannya,” kata dia.
sumber : Antara

4 hours ago
4






































