Anjing Malang: Kasih hanya Bersinggah, Luka yang Tertinggal

19 hours ago 7
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Anjing Golden Retriver Menangis, Source: AI

Tanah hitam di sisi kuburan itu masih tampak lembap meski hujan terakhir sudah lewat seminggu. Rumput-rumput liar melilit nisan batu yang belum sepenuhnya kering dari semen baru. Aroma tanah basah bercampur dengan amis daging busuk menguar samar.

Seekor anjing kurus terbujur kaku di samping gundukan tanah. Bulu cokelat keemasannya sudah mulai rontok, matanya terpejam seakan sedang tidur. Tak ada tanda gigitan liar lain, hanya tubuh yang kurus, lunglai, dan perut kosong. Orang-orang yang lewat di pemakaman sontak kaget, tetapi banyak yang berbisik singkat “mungkin sudah mati tiga hari yang lalu."

Namun, tidak ada yang tahu bagaimana anjing itu bisa berakhir di sana.

Di sebuah penampungan hewan di pinggir kota, suara gonggongan mendominasi dalam ruangan tersebut. Bau karat dari jeruji bercampur dengan makanan kaleng basi memenuhi ruangan. Lampu redup menggantung di langit-langit, berayun setiap kali angin masuk dari celah dinding. Ruangan itu lebih mirip gudang yang terlupakan daripada tempat penampungan.

Di salah satu ruangan, hiduplah seekor anjing golden retriever betina muda dengan mata sayu dan kepala menunduk seakan kehilangan harapan untuk hidup. Di saat anjing lain menyambut orang datang dengan tubuh yang berputar-putar dan ekor bergoyang, ia memilih untuk memojokkan diri ke ujung tembok di balik jeruji itu. Ia belum punya nama, di buku catatan hanya tertulis “Betina, 1 tahun, sehat.”

Suatu hari datang seorang pria. Wajahnya dingin, kacamata hitam menutupi matanya. Ia mulai berjalan mengelilingi ruangan sambil melihat isi hewan dari balik jeruji itu.

“Sudah pasti aku yang terpilih. Aku ini cantik, sehat, dan bugar banget,” ucap seekor anjing pudel di ruangan tersebut.

“Ya iyalah, kamu pasti jadi incaran manusia buat diadopsi. Beda banget sama dia. Bulunya rontok, matanya sayu, dan kakinya aja pincang. Siapa sih yang mau adopsi anjing kayak gitu?” sindir seekor anjing chihuahua tajam sambil melirik si anjing golden retriever yang sedang menunduk di pojok jerujinya.

Anjing golden retriever itu tidak menanggapi, karena ia tahu bahwa itu kenyataannya. Dia menyadari bahwa tidak ada satu pun orang yang ingin mengadopsinya dengan kondisi tubuhnya yang seperti itu.

Namun, tanpa banyak bicara ia menunjuk anjing betina itu.

“Aku mau anjing itu,” ucapnya.

Anjing pudel dan chihuahua kaget dan tidak menyangka dengan pilihan pria itu. Anjing golden retriever juga tidak terlepas dari rasa kaget. Namun, ia bahagia dan bersyukur karena akhirnya ada seseorang yang ingin mengadopsinya.

Relawan menyerahkan tanpa ada rasa curiga bahkan mengira ia calon majikan yang sangat penyayang.

Namun, tempat barunya bukanlah “rumah” seperti yang dibayangkannya. Ruangan itu memiliki dinding yang lembap, catnya mengelupas, dan aroma tajam obat kimia menusuk hidung. Udaranya dingin, tapi bukan dingin yang menenangkan, melainkan dingin yang mencekik pernafasan, mencengkeram kulit, seolah setiap embusannya membawa ancaman.

Meja-meja baja berjajar rapi seperti barisan tak berperasaan, penuh dengan tabung kaca berisi cairan keruh dan alat-alat logam yang berkilau di bawah cahaya lampu neon pucat.

Anjing itu menggeram. Suara langkah sepatu pria itu menggema, tegas dan datar.

“Diamlah. Kalau berontak, nanti semakin sakit,” gumam pria itu tanpa menatap, suaranya dingin seperti besi di tangannya.

Ia tak paham dengan maksud perkataan pria itu, tetapi nada suaranya membuat bulu ditengkuknya berdiri. Jarum menembus kulitnya rasa panas menyebar dari titik suntikan, menjalar ke dada, lalu ke kepala. Pandangannya berputar, telinganya berdengung. Ia menggonggong pelan, lebih sebagai keluhan daripada keberanian.

Read Entire Article