Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat (31/10) mengatakan bahwa dia belum memutuskan apakah AS akan melancarkan serangan darat di dalam wilayah Venezuela, membantah laporan media tentang serangan yang mengintai fasilitas militer di negara Amerika Selatan tersebut.
"Tidak, itu tidak benar," kata Trump kepada reporter saat menaiki pesawat Air Force One ketika ditanya apakah dia telah mengambil keputusan.
Sebelumnya pada hari yang sama, media Miami Herald melansir bahwa pemerintahan Trump telah memutuskan untuk melancarkan serangan terhadap instalasi militer di Venezuela yang dapat terjadi "dalam hitungan hari atau bahkan jam".
Sejak 2 September, pasukan AS telah menenggelamkan 15 kapal di perairan internasional di Karibia dan Pasifik timur yang diduga terlibat dalam perdagangan narkoba, mengakibatkan setidaknya 61 kematian.
Pejabat Pentagon mengakui bahwa mereka tidak mengetahui identitas semua orang yang tewas dalam serangan tersebut dalam taklimat rahasia yang diadakan pada Kamis (30/10) oleh panel di Dewan Perwakilan Rakyat, menurut media AS, mengutip anggota parlemen Demokrat yang hadir.
Selama beberapa pekan terakhir, penambahan kekuatan militer Pentagon di Karibia mencapai skala terbesarnya dalam tiga dekade.
Senat AS rencananya akan menggelar voting terkait resolusi kekuatan perang yang diperbarui untuk mencegah militer AS terlibat dalam "permusuhan" melawan Venezuela secepatnya pekan depan, kurang dari sebulan setelah Senat menolak upaya serupa.
"Pemerintahan Trump telah dengan jelas menyatakan bahwa mereka mungkin akan melancarkan aksi militer di dalam perbatasan Venezuela, dan tidak akan berhenti pada serangan kapal di Karibia," kata Senator dari Partai Demokrat Adam Schiff dalam pernyataan pada 17 Oktober.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro berulang kali mengecam tindakan Washington sebagai upaya untuk menggulingkan pemerintahannya dan memperluas pengaruh militer AS di Amerika Latin.
Pada awal Oktober, Presiden Kolombia Gustavo Petro menuduh pemerintah AS melakukan "pembunuhan" karena menghilangkan nyawa tersangka pelaku tindak kriminal narkoba di laut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 day ago
6






































