Jakarta (ANTARA) - Banyak orang mengenal angin duduk sebagai keluhan nyeri dada yang muncul tiba-tiba dan bisa berakibat fatal jika dibiarkan. Namun, tidak semua angin duduk memiliki tingkat bahaya yang sama.
Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai angina dan terbagi ke dalam beberapa tipe dengan gejala serta risiko yang berbeda-beda. Memahami jenis-jenis angin duduk sangat penting agar penanganan-nya tidak salah langkah.
Berikut ini akan membahas secara lengkap apa saja bentuk angin duduk yang perlu diwaspadai serta kapan harus segera mendapatkan pertolongan medis, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai situs kesehatan.
Jenis jenis angin duduk atau angina
1. Angina stabil (Stable angina)
Jenis angin duduk ini merupakan yang paling sering ditemukan. Kondisi terjadi ketika plak atau penumpukan lemak menyempitkan pembuluh darah koroner sehingga aliran darah ke jantung berkurang.
Keluhannya umumnya berupa nyeri dada muncul saat jantung bekerja ekstra dan membutuhkan oksigen lebih banyak, misalnya ketika berolahraga atau menaiki tangga.
Biasanya, rasa nyeri akan mereda dalam beberapa menit setelah istirahat atau mengonsumsi obat yang diresepkan. Faktor seperti stres emosional, cuaca ekstrem, atau kebiasaan merokok juga dapat menjadi pemicu.
Meski angina stabil tidak langsung memicu serangan jantung, kondisi ini menjadi tanda bahwa risiko serangan jantung di kemudian hari lebih tinggi, sehingga perlu pemantauan dan gaya hidup sehat.
Baca juga: Apa itu angin duduk? Ini pemahaman dan mitos yang masih beredar
2. Angina tidak stabil (Unstable angina)
Berbeda dengan angina stabil, tipe ini bisa muncul kapan saja baik saat beraktivitas ringan maupun ketika sedang beristirahat. Gejala nyeri dada terasa lebih kuat, berlangsung lebih lama, cenderung berulang, dan seringkali tidak membaik meski sudah diberi obat.
Angina tidak stabil merupakan kondisi gawat darurat karena dapat berkembang dengan cepat menjadi serangan jantung. Tanda-tandanya dapat meliputi nyeri dada yang intens, memburuk secara bertahap (crescendo), muncul tanpa pencetus jelas, dan menimbulkan rasa tertekan yang hebat. Penanganan medis segera sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi serius.
3. Angina varian (Prinzmetal angina)
Jenis ini terbilang lebih jarang, dan sering dialami oleh orang dewasa yang lebih muda. Angina varian terjadi akibat kejang mendadak pada arteri koroner sehingga pembuluh darah menyempit sementara. Tidak seperti angina lain, penyebabnya bukan karena plak atau bekuan darah.
Serangan biasanya muncul saat kondisi tubuh sedang rileks atau tidur malam. Merokok dan penggunaan kokain diketahui menjadi faktor pemicu. Meski gejalanya bisa terasa berat, keluhannya biasanya membaik dengan pengobatan. Episode serangan dapat terjadi secara berulang dalam pola tertentu, dan meski jarang berujung pada serangan jantung, tetap memerlukan diagnosis serta pemantauan dokter.
Baca juga: Diagnosis angin duduk: Kapan harus segera periksa ke dokter?
4. Angina mikrovaskular (Microvascular angina)
Jenis angin duduk ini lebih sering diderita wanita dan orang dewasa muda. Penyebabnya bukan penyempitan arteri besar, melainkan gangguan pada pembuluh darah koroner berukuran sangat kecil yang menyebabkan suplai oksigen ke jantung terganggu.
Serangan dapat dipicu oleh stres maupun aktivitas harian. Selain nyeri dada, keluhan seperti mudah lelah dan sesak napas sering muncul, bahkan dapat bertahan lebih lama dari gejala pada angina stabil.
Jika seseorang memiliki riwayat hipertensi atau diabetes, risikonya bisa meningkat. Walaupun gejalanya tidak selalu tampak dramatis, kondisi ini tetap menandakan adanya kemungkinan serangan jantung di masa mendatang yang perlu diwaspadai.
Dengan memahami berbagai jenis angin duduk serta perbedaan-nya, kita bisa lebih waspada terhadap gejala yang muncul dan tidak mengabaikan tanda bahaya yang dirasakan tubuh.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke tenaga medis apabila keluhan nyeri dada datang berulang atau terasa semakin berat. Deteksi dan penanganan yang cepat dapat membantu mencegah komplikasi serius, termasuk serangan jantung yang mengancam nyawa.
Baca juga: Apa itu angin duduk? Ini penyebab, gejala, dan cara mengobatinya
Baca juga: Kenali perbedaan masuk angin, angin duduk, dan serangan jantung
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 day ago
3






































