Jakarta (ANTARA) - Banyak orang beranggapan bahwa nyeri dada hanyalah tanda masuk angin atau kelelahan biasa. Padahal, rasa tidak nyaman di dada bisa menjadi sinyal awal dari angin duduk atau angina, kondisi serius yang berkaitan dengan berkurangnya aliran darah ke jantung.
Sayangnya, karena gejalanya sering samar dan mirip gangguan lain seperti sakit maag atau sesak napas ringan, banyak penderita baru menyadari-nya saat kondisinya sudah darurat.
Untuk mengetahui lebih lanjut, simak ulasan berikut mengenai gejala-gejala angin duduk yang kerap diabaikan serta penyebabnya, agar Anda dapat lebih waspada dan segera mencari pertolongan medis ketika diperlukan, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber kesehatan.
Baca juga: Apa itu angin duduk? Ini pemahaman dan mitos yang masih beredar
Gejala angin duduk
Sebelumnya perlu dipahami bahwa gejala angin duduk dapat berbeda-beda tergantung jenisnya, seperti angina stabil, angina tidak stabil, angina varian (Prinzmetal), maupun angina mikrovaskular. Meski begitu, ada sejumlah tanda yang umum muncul pada banyak kasus dan sayangnya sering dianggap sepele.
Keluhan utama biasanya berupa nyeri atau tekanan kuat di area dada, seperti ada beban berat yang menghimpit jantung. Selain itu, beberapa gejala berikut juga dapat menyertainya:
• Pusing atau kepala terasa ringan
• Mudah lelah
• Mual
• Rasa sakit menjalar ke lengan, leher, rahang, bahu, atau punggung bagian atas
• Napas terasa pendek atau sesak
• Tubuh berkeringat dingin
Pada angina stabil, keluhan tersebut umumnya muncul ketika penderita sedang melakukan aktivitas fisik atau mengalami stres, lalu mereda setelah istirahat atau minum obat.
Sebaliknya, jika nyeri tidak kunjung hilang meski sudah beristirahat, atau justru muncul saat sedang duduk santai atau tidur, maka kondisi tersebut mengarah pada angina tidak stabil, yang membutuhkan penanganan medis segera karena berisiko berkembang menjadi serangan jantung.
Baca juga: Diagnosis angin duduk: Kapan harus segera periksa ke dokter?
Penyebab angin duduk
Menurut informasi dari Siloam Hospitals, otot jantung bekerja tanpa henti dan membutuhkan aliran darah kaya oksigen secara terus-menerus. Jika suplai oksigen ke jantung menurun, seseorang bisa merasakan nyeri dada atau mengalami angin duduk.
Penurunan aliran darah ini biasanya terjadi karena penyempitan pembuluh arteri koroner akibat penumpukan plak (aterosklerosis). Selain aterosklerosis, ada beberapa gangguan lain pada arteri koroner yang dapat menghambat suplai darah ke jantung, antara lain:
• Penyakit arteri koroner
• Penyakit mikrovaskular pada arteri koroner
• Penyempitan katup aorta (stenosis aorta)
• Kebocoran pada katup aorta
• Penebalan otot dinding jantung (kardiomiopati hipertrofi)
• Kejang mendadak pada arteri koroner
• Tekanan darah tinggi
• Anemia
Tak hanya dipicu kondisi medis, angin duduk juga bisa terkait kebiasaan hidup dan faktor eksternal. Beberapa di antaranya yaitu:
• Stres emosional yang berkepanjangan
• Berat badan berlebih atau obesitas
• Peradangan dalam tubuh
• Riwayat penyakit jantung dalam keluarga
• Sindrom metabolik
• Kebiasaan merokok
• Riwayat gagal jantung
Baca juga: Kenali perbedaan masuk angin, angin duduk, dan serangan jantung
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 day ago
4






































