Musik bisa disebut sebagai salah satu saluran terpenting dalam memengaruhi persepsi publik. Kita ambil contoh, Jimi Hendrix, misalnya, sang gitaris terbesar dalam sejarah rock.
Di kariernya yang berumur pendek, Jimi Hendrix berhasil menyampaikan manifesto politiknya. Saat itu, musik adalah wadahnya untuk menyampaikan aspirasi tentang permasalahan hak-hak sipil, feminisme, hingga Perang Vietnam.
Cara yang sama juga digaungkan oleh Neck Deep saat tampil di hari pertama gelaran The Sounds Project (TSP) di Ecopark Ancol, Jakarta Utara, Jumat (9/8).
Saat tampil di panggung utama TSP, Ben Barlow dan kawan-kawan menyuarakan pesan perdamaian. Secara khusus, mereka menyoroti militerisme dan genosida yang terjadi di Palestina saat ini.
"Banyak orang di luar sana yang saat ini ditindas. Hal-hal mengerikan juga semakin sering terjadi di dunia ini," kata Ben Barlow disambut teriakan penonton.
Ben tak canggung memaki pemerintahnya sendiri, pemerintah Inggris, hingga pemerintah Amerika.
"Dan pemerintah kami di Inggris punya tanggung jawab besar untuk begitu banyak hal. Persetan dengan pemerintah Inggris, persetan dengan pemerintah Amerika. Free Palestine!" tutur Ben.
Orasi kecil itu dibawakan oleh Ben sebelum menyanyikan lagu "We Need More Bricks". Ben sadar, perubahan besar kadang bisa dirayakan dan digaungkan dengan keras lewat musik.
"Ketika tiba waktunya kita membuat perubahan, saya tahu dua hal: kita akan membutuhkan lebih banyak punks, AND WE NEED MORE BRICKS!" teriakan Ben memicu teriakan penonton.
Suasana di venue semakin gahar. Penonton membentuk mosh pit di lagu We Need More Bricks.
Kemeriahan berlangsung di beberapa nomor lagu Neck Deep berikutnya, seperti Take Me With You, Motion Sickness, hingga December.
Sound Kurang Bagus di Penampilan Neck Deep
Sayangnya, pengeras suara di akhir penampilan Neck Deep sepertinya mengalami penurunan drastis.
Saat membawakan Wish You Were Here, suara Ben Barlow seperti tenggelam oleh teriakan keras penonton. Padahal lagu tersebut adalah salah satu karya ikonik Neck Deep yang sangat dinantikan penonton.
Secara khusus, di sisi kanan panggung. Suara Ben dan musiknya seperti kian mengecil. Videotron dan penampilan Ben pun seperti ada celah 'delay'. Akibatnya, penonton bernyanyi "balap-balapan" dengan Ben.