Kereta Istimewa mungkin masih terdengar asing bagi sebagian masyarakat. Kereta ini pamornya memang belum begitu moncer seperti halnya Kereta Panoramic. Namun kereta yang menjadi bagian layanan dari PT KAI Wisata dijuluki kereta sultan karena layanannya yang premium.
Direktur Utama KAI Wisata Hendy Helmy mengungkapkan, keistimewaan utama dari layanan Kereta Istimewa terletak pada jadwal keberangkatan yang bisa diatur sendiri. Prinsipnya seperti rental mobil, tetapi yang disewa adalah gerbong kereta.
"Kereta Istimewa berbeda dengan kereta wisata lain yang harus dirangkai dengan kereta reguler. Kereta ini memiliki rangkaian sendiri yang terdiri dari dua gerbong, makanya disebut istimewa," ujar Hendy, saat ditemui Basra disela acara KAI Expo 2024 yang digelar di Surabaya, Sabtu (2/11).
Hendy melanjutkan, kereta istimewa bergerak independen. Terdiri dari dua gerbong kereta, digabung jadi satu dengan mesin penggerak sendiri. Untuk jadwal keberangkatannya request (permintaan) dari calon penumpang. Artinya, penumpang bisa berangkat kapan dan di mana saja, serta ingin berhenti di mana saja.
"Misalnya untuk rute Surabaya-Semarang penumpang kereta istimewa bisa memesan untuk berhenti di stasiun di Semarang, kemudian turun untuk jalan-jalan ya kereta istimewa akan menunggu sampai penumpang kembali sesuai dengan waktunya," jelas Hendy.
Penumpang juga bisa meminta singgah di titik tertentu yang dilewati dalam perjalanan. Syaratnya, harus dipesan sejak awal.
Tak hanya berhenti, kereta istimewa juga menawarkan pengalaman naik kereta dengan wisata kuliner.
"Bahkan, penumpang bisa memesan menu yang diinginkan. Misalnya, ingin makan nasi rawon, kita bisa siapkan, asalkan sudah dipesan lebih dulu ya," jelasnya.
Dua rangkaian gerbong kereta istimewa berkapasitas 40 tempat duduk. Dua gerbong ini dihiasi dengan desain interior modern dan beragam fasilitas yang menunjang perjalanan.
Terdapat empat titik keberangkatan untuk calon penumpang Kereta Istimewa, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Biayanya tergantung pada destinasi yang dituju. Semakin jauh, biayanya semakin mahal.