Batam -
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjutak turut buka suara soal Johanes Ande Kala (Joni) yang tak lulus tes TNI. Jenderal Maruli menyebut Joni wajib menjalani tes kelayakan sebagai anggota TNI.
"Jadi, (Joni) masih harus mengikuti seleksi (untuk menjadi anggota TNI) itu," kata Maruli setelah meninjau bakti sosial di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, dilansir Antara, Sabtu (10/8/2024).
Pada 2018 lalu, Joni sempat viral karena memanjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus di Kabupaten Tapal Bata, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Atas spontanitasnya itu, Joni sampai dibawa ke istana dan bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maruli mengapresiasi Joni telah melakukan aksi heroik memanjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus tahun 2018, hingga dipuji oleh Presiden Jokowi.
"Ceritanya Joni melaksanakan sesuatu yang sangat heroiklah, sudah dipuji sampai Presiden yang muji. Jadi, kami sekarang ikutkan dia lanjut seleksi, nanti ada proses lanjutan," ujar Maruli.
Maruli mengunjungi RSKI Galang, Kota Batam, dalam rangka kunjungan kerja ke sejumlah wilayah di Indonesia. Sebelumnya, telah mengunjungi Kota Padang, Sumatera Barat, kemudian ke Tanjung Pinang. Selain bersilaturahmi dengan anggota TNI AD, juga meninjau pelaksanaan bakti kesehatan dan bakti sosial.
Joni juga akan menjalani terapi agar tinggi badan memenuhi syarat lolos yaitu 160 cm. Selain itu, Joni juga akan mempersiapkan diri dengan lebih baik.
Setelah videonya viral, Joni bertemu dengan sejumlah pejabat TNI AD dari Danramil, Dandim, hingga Danrem. Joni mendapat banyak masukan setelah gagal masuk tes TNI.
(jbr/dhn)