Kelas Menengah Turun Kasta, Ini Kekhawatiran Pengusaha

1 month ago 24
winjudi slot online winjudi online winjudi situs winjudi online slot gacor online terbaru situs slot gacor online terbaru link slot gacor online terbaru demo slot gacor online terbaru rtp slot gacor online terbaru Akun slot gacor Akun situs slot gacor Akun link slot gacor Akun demo slot gacor Akun rtp slot gacor Akun slot gacor online terbaru Akun situs slot gacor online terbaru Akun link slot gacor online terbaru Akun demo slot gacor online terbaru Akun rtp slot gacor online terbaru informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online winjudi slot online
Suasana pengunjung di mal Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (14/2/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

sosmed-whatsapp-green

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

Pengusaha melihat dampak populasi kelas menengah terus menurun sejak 2018. Tren penurunan populasi ini tentu saja berdampak terhadap kinerja ritel di Indonesia. Kelas menengah di Indonesia mencakup sekitar 52 juta jiwa dan mewakili 18,8 persen dari total populasi pada 2023.

Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah, mencermati kelas menengah yang turun kasta menjadi kelas menengah bawah akan cukup berdampak pada kinerja ritel.

"Yang kita khawatirkan kelas menengah bawah," kata Budihardjo usai konferensi pers Indonesia Ritel Summit (IRS) dan Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) di Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan, Jumat (9/8).

Menurut dia, masyarakat kelas menengah justru menahan belanja di dalam negeri dan lebih memilih berbelanja ke luar negeri. Sebab, barang-barang impor di Tanah Air dibanderol dengan harga tinggi.

"Kelas menengah saya lihat mereka belanja ke Malaysia, ke luar negeri, karena barang kita mahal, barang impornya," katanya.

Laporan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI menyebut kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan.

Suasana kegiatan belanja baju bekas atau thrifting di Pasar Senen Jaya, Jakarta Pusat, Minggu (7/7/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan

Kelas menengah memegang peran penting bagi penerimaan negara, menyumbang 50,7 persen dari penerimaan pajak. Sementara calon kelas menengah menyumbang 34,5 persen.

Kontribusi ini penting untuk mendanai program pembangunan publik, termasuk investasi infrastruktur dan sumber daya manusia.

“Jika daya beli kelas menengah menurun, hal ini dapat memaksa mereka untuk berpindah ke calon kelas menengah atau rentan, mengurangi peran mereka sebagai kontributor pajak dan meningkatkan ketergantungan mereka pada dukungan fiskal,” tertulis dalam riset LPEM FEB UI Indonesia Economic Outlook 2024 Triwulan III 2024.

Saat ini, lebih dari separuh pekerja kelas menengah berada di sektor jasa bernilai tambah rendah. Walaupun jumlahnya menurun signifikan dalam 10 tahun terakhir, sebagian besar kelas menengah yang keluar dari sektor jasa bernilai tambah rendah justru masuk ke sektor dengan tingkat produktivitas rendah yang lain, yaitu pertanian.

Untuk mencapai tujuan ambisius menjadi negara maju pada tahun 2045, kebijakan harus berfokus membantu calon kelas menengah bertransisi dan mempertahankan daya beli kelas menengah saat ini.

“Jika tidak segera diatasi, calon kelas menengah dan kelas menengah mengalami risiko tinggi mendapatkan penghasilan yang rendah dan buruknya kualitas pekerjaan di masa mendatang,” ungkap LPEM FEB UI dalam laporan tersebut.

Read Entire Article