Jakarta -
Isu sampah hingga kini masih menjadi perhatian publik. Berdasarkan data World Bank, sampah menyumbang hampir 5% dari emisi gas rumah kaca. Sementara itu, berdasarkan jurnal Macintosh & Bezerra tahun 2021, sampah plastik menyebabkan kematian pada hewan laut dan burung, serta mempengaruhi mata pencaharian masyarakat.
Menyikapi hal ini, Le Minerale sebagai produsen air minum dalam kemasan (AMDK) turut berkontribusi dalam pengurangan sampah di Indonesia. Sustainability Manager PT. Tirta Fresindo Jaya Tania W. Ariningtyas mengungkapkan sejak awal, pihaknya telah memikirkan langkah pengurangan sampah dengan memilah jenis plastik kemasan Polietilen tereftalat (PET).
Pasalnya, jenis plastik ini bisa didaur ulang menjadi produk turunan yang baru dan sangat beragam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau kami boleh cerita, memang produsen itu menghasilkan (sampah), tapi kami juga berkontribusi untuk mengelolanya. Tentunya kami di sini juga senantiasa memikirkan responsibility sebagai produsen untuk melakukan pengelolaan sampah kemasan," ujar Tania dalam Talkshow Inspiratif Festival LIKE 2 dipersembahkan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK & Le Minerale, Kamis (8/8/2024).
"Dari internal kami, desain kemasan produk kami pikiran dari awal untuk menggunakan plastik PET. Di mana PET memiliki simbol segitiga, dan memang ini sudah memiliki ekosistem daur ulang yang cukup baik di Indonesia," lanjutnya.
Daur Ulang Sampah Pasca Konsumsi
Tak hanya itu, Tania mengungkapkan Le Minerale juga mengelola sampah kemasan pascakonsumsi melalui gerakan Ekonomi Sirkular.
"Kami juga memiliki upaya dalam hal pengelolaan sampah kemasan pasca konsumsi di mana kami memikirkan program apa yang bisa kita lakukan sebagai tanggung jawab kami. Jadi kami bikin program Ekonomi Sirkular. Di sini, kami bekerja sama dengan berbagai pihak Kementerian seperti KLHK, asosiasi dan juga mitra-mitra. Di sini, kami melakukan pengelolaan sampah mulai dari pengembangan, edukasi, lalu juga ada upaya untuk pengembangan mitra," jelasnya.
Tania menambahkan, pada Festival LIKE 2 kali ini, Le Minerale memamerkan produk fashion daur ulang seperti sepatu dan jaket.
"Kita bekerja sama merubah botol PET, menjadi resin, kemudian menjadi recycle fabric, lalu menjadi sepatu atau baju. Jaket yang saya pakai hari ini dari bahan daur ulang 100 persen. Ini khusus kita desain untuk Festival Like 2," jelasnya.
"Untuk bagian luar, kita 100 persen dari recycle cotton, dan bagian dalam kemasan dalam 100 persen dari plastik PET," lanjutnya.
Bangun Pabrik Daur Ulang PET
Tania mengatakan Le Minerale juga telah membangun pabrik daur ulang plastik khusus PET yang memenuhi standar keamanan pangan (food grade) di Jombang, Jawa Timur. Kehadiran pabrik ini menjadi komitmen perusahaan dalam penanganan sampah plastik sekaligus melengkapi Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale (GESN Le Minerale) yang telah digaungkan sejak 2021.
"Kita tidak berhenti sampai di situ, kita juga memastikan terintegrasi dari hulu hilir. Kita berinvestasi dengan membangun pabrik daur ulang di Jombang, Jawa Timur. Ini merupakan pabrik daur ulang PET, untuk nantinya diolah menjadi recycled resin PET," ungkapnya.
Tania menyampaikan dalam mendukung seluruh program ini, pihaknya turut menggandeng berbagai pihak. Menurutnya, dalam mensukseskan program berkelanjutan, diperlukan kolaborasi seluruh pihak, termasuk masyarakat.
"Kami di sini tidak bisa sendiri tentu diperlukan kolaborasi antar banyak pihak, institusi, swasta, asosiasi, akademisi, bank sampah dan sektor lainnya. Kami mulai sampaikan bahwa hal kecil yang dimulai dari diri sendiri bisa memberikan dampak besar bagi lingkungan," katanya.
"Kami pun mengeluarkan iklan layanan masyarakat, di mana kita mengedukasi bagaimana cara melakukan pilah sampah, salurkan, dan daur ulang," tutupnya.
(ncm/ega)