Jakarta -
Koordinator Kelompok Kerja Hubungan Masyarakat dan Data Informasi KLHK Hanum Sakina mengungkap isu lingkungan tengah 'booming' di kalangan pemuda. Hal itu bermula ketika banyak beredar informasi dan dampaknya mengenai perubahan iklim.
"Mungkin teman-teman pernah mendengar travel planetary crisis, itu kan perubahan iklim, kemudian hilangnya keanekaragaman hayati, dan juga polusi dan pencemaran," ujar Hanum dalam Talkshow Pemuda dan Tantangan Menciptakan Environmental Citizenship di Indonesia', di JCC, Kamis (8/8/2024).
Dia mengatakan hal itu membuat para pemuda mengalami eco anxiety. Eco anxiety adalah bentuk kecemasan yang disebabkan oleh kekhawatiran yang mendalam mengenai kondisi lingkungan dan dampak perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita melihat isu lingkungan di media sosial (membuat) para pemuda cemas atau eco anxiety, jadi para pemuda cemas terhadap isu lingkungan yang ada di media massa, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa," ungkapnya.
Menurutnya, eco anxiety adalah respons yang valid dan sering kali tidak bisa dihindari di tengah krisis lingkungan global. Namun, pemuda tidak boleh diam, dan harus aktif terlibat dalam meningkatkan kepeduliannya terhadap lingkungan.
"Maka dari itu, kita mengajak pemuda jangan pesimis, cemas, tapi aktif terlibat. Kita ingin mengajak untuk berpartisipasi aktif untuk pro terhadap isu lingkungan, dengan memberi solusi," tuturnya.
"Jadi tidak hanya (bilang di media sosial) pencemaran udara jelek nih, gimana sih pemerintah, gimana sih ini, tapi ayo kita terlibat aktif, jadi kita pengen ke depan itu membentuk sebuah society yang lebih pro lingkungan," jelasnya.
Sementara itu, Founder Desa Bumi Gamma Abdurahman Thohir yang hadir dalam kesempatan itu juga mengajak pemuda untuk selalu aktif dan peduli terhadap lingkungan. Menurutnya, pemuda role-nya harus menjadi penggagas.
"Jadi pemuda itu sebagai penggagas. Mumpung masih ada kesempatan dan waktu mulailah sesuatu yang bisa diwariskan kepada pemuda-pemuda berikutnya supaya ada berkelanjutan," tuturnya.
Pasalnya, kata dia, peran dari anak muda sangat penting dalam membantu mengatasi masalah isu lingkungan khususnya bagi para pemuda yang ada di desa. Para pemuda memiliki kesempatan yang besar untuk turut berkontribusi dalam menghadirkan inovasi di bidang lingkungan.
"Sebenarnya kalau misalkan dari sisi Desa Bumi, tadi dibilang pemuda sudah tahu, aware, tapi yang kita lihat itu lebih ke daerah terpencil, itu concern terhadap lingkungan itu malah belum ada awareness-nya," jelasnya.
"Kita mau tingkatkan awareness buat mereka peduli terhadap lingkungan, karena terkadang kita fokus di kota-kota, di mana ini sudah jadai sesuatu yang umum, tapi di daerah terpencil itu, akses ke informasi listrik, dan fasilitas ini yang buat mereka belum ada," pungkasnya.
Untuk diketahui, Festival LIKE 2 merupakan agenda yang merangkum akumulasi kerja-kerja dan langkah korektif bidang Lingkungan Hidup, Iklim, Kehutanan dan Energi (khususnya energi terbarukan). Adapun tema yang diambil dalam festival yang digelar pada 8-11 Agustus 2024 dI Jakarta Convention Center Hall A & B, Senayan, Jakarta ini yaitu '10 Tahun Kerja untuk Sustainabilitas'
Acara ini akan diisi oleh berbagai kegiatan diantaranya I LIKE CONCERT, I LIKE WALK (Fun Walk), Talk Show, Exhibition, Coaching Clinic, Sellers Meet Buyer, Demo Inovasi, Competition, dan KLHK Appreciation Night.
(anl/ega)