Jakarta (ANTARA) - Tidak sedikit orang masih menganggap angin duduk sebagai keluhan biasa yang akan hilang dengan sendirinya. Padahal, kondisi yang dikenal secara medis sebagai angina ini dapat menjadi tanda adanya masalah serius pada pembuluh darah jantung.
Risiko terjadinya angin duduk bisa meningkat akibat berbagai kebiasaan sehari-hari maupun kondisi kesehatan tertentu tanpa kita sadari. Mulai dari pola makan yang tidak sehat, kebiasaan merokok, hingga stres berkepanjangan semuanya bisa memicu gangguan aliran darah ke jantung.
Memahami faktor risikonya sejak awal menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah komplikasi yang lebih berat di kemudian hari. Berikut ini adalah hal-hal yang bisa meningkatkan risiko terkena angin duduk, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber,
Hal hal yang bisa meningkatkan pemicu angin duduk
Ada sejumlah faktor yang dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami angin duduk. Beberapa di antaranya bahkan tidak dapat dicegah, seperti:
1. Pertambahan usia
Seiring bertambahnya usia, risiko angin duduk ikut meningkat. Pembuluh darah menjadi kurang elastis dan fungsi organ mulai menurun, sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap gangguan jantung.
2. Riwayat keluarga
Bila orang tua memiliki masalah pada jantung atau pembuluh darah, anak biasanya memiliki potensi lebih tinggi mengalami kondisi serupa. Selain itu, pria memiliki kecenderungan lebih besar terkena angin duduk dibandingkan wanita. Selain dua faktor yang tidak dapat diubah tersebut, masih ada berbagai pemicu lain yang dapat meningkatkan risiko, seperti:
• Obesitas
Berat badan berlebih sering berkaitan dengan berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi semuanya berperan dalam memicu gangguan aliran darah ke jantung.
• Kurang aktivitas fisik
Gaya hidup pasif dapat menyebabkan penumpukan lemak dan peningkatan berat badan, sehingga memperbesar peluang terjadinya gangguan jantung, termasuk angin duduk.
• Diabetes
Gula darah yang tidak terkontrol dapat merusak dinding pembuluh darah dan mempengaruhi kadar kolesterol, yang pada akhirnya meningkatkan risiko angina.
• Kolesterol tinggi
Penumpukan kolesterol di dalam arteri dapat mempersempit aliran darah menuju jantung, sehingga memicu terjadinya gejala angin duduk.
Itulah mengapa memahami faktor risiko angin duduk sangat penting. Dengan mengetahui apa saja yang dapat memicu kondisi ini, kita bisa lebih waspada dalam menjaga kesehatan jantung sejak dini.
Mulai dari menjaga pola makan, rutin bergerak, hingga mengelola stres kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan jangka panjang.
Jangan tunggu hingga gejalanya muncul, karena pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Jika memiliki risiko tinggi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat dan meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi serius.
Baca juga: Nyeri dada bukan masuk angin, ini gejala angin duduk dan penyebabny
Baca juga: Tak semua sama, inilah 4 jenis angin duduk atau angina menurut medi
Baca juga: Apa itu angin duduk? Ini pemahaman dan mitos yang masih beredar
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

21 hours ago
2






































